nama

Semoga Bermanfaat

daun gugur

cursor

Buku Tamu

Cara Buat Buku Tamu disini

widget by Klinik-it

Senin, 12 Februari 2018

CERPEN ( MISTERI HUTAN TERLARANG)

udah lama ya gak ketemu lagi nihh
maaf aku jarang posting di blog
tapi  kalau udah posting pasti bermanfaat
kali ini aku bakal postik cerpen atau cerita pendek
sebenernya ini buatanku sama teman SMA ku namanya Ali
dan ini dibuat waktu SMA juga
yukk kita lihattt --->


MISTERI HUTAN TERLARANG

Byuuur, cipratan genangan air sisa hujan tadi malam mengenai jean dan bajuku. “ Astagfirullah, jadi kotor kan.” Gumamku. Mobil itu membuatku kesal dia bahkan tak berhenti meminta maaf kepadaku. Aku harus kembali pulang dan mengganti bajuku, memakai pakaian kotor akan membuatku menjadi bahan ejekan anak anak. Aku tahu siapa pemilik mobil itu, salah satu pengusaha kaya di desa sebelah. Desa ranggowati, tak seperti desaku jangankan mobil, penduduk yang memiliki sepeda pun tak lebih dari 3 orang. Desa kami sangat miskin, berbeda dengan desa tetangga sangat kaya, penduduknya hidup makmur dan sejahtera. Memang desa kami hanya dibatasi oleh sebuah hutan tapi perbedaanya sangat terlihat. Menurut cerita penduduk, hutan diperbatasan itu angker dan berbahaya. Selama aku dilahirkan tidak ada yang berani masuk kedalam hutan tersebut katanya ada jin penunggu hutan yang menyeramkan dan binatang buas, setiap malam akan ada suara suara menakutkan.
Kukayuh sepedaku dengan cepat, kejadian tadi membuatku telat menjemput adikku. Disepanjang perjalanan pulang dia berisik mengomeliku.
“ Sudah diamlah tadi abang harus pulang mengganti baju karena kecipratan air oleh mobil. Dari pada kamu berisik pikirkan bagaimana rencana kita nanti malam, rencana yang sudah kita susun berbulan bulan ini tidak boleh gagal. ” Ucapku.
“ iya iya, sudah kusiapkan semua bang, tinggal menyiapkan mental saja. Nanti kita pasti bisa menaklukkan hutan itu.” Jawab adikku.
Malam ini aku dan adikku sudah siap, peralatan dan bekal sudah kami siapkan dari beberapa hari yang lalu, beruntung cuaca cerah dengan gemerlap bintang di langit. Kami menyelusuri hutan dengan perlahan, gelap, sepi, hanya terdengar suara semilir angin yang membuat daun bergerak dan bunyi burung hantu bersahutan. Aku memegang kokoh tombak yang telah kubuat dari kayu trembesi dengan ujung logam tajam. Sebagai jaga jaga jika ada binatang buas menyerang, Sedang adikku didepan memegang senter sebagai penerangan.
Cahaya bulan menembus pepohonan menemani perjalanan kami. Satu jam sejak kami memasuki hutan, atmosfer hutan telah terasa. Pohon semakin tinggi dan besar, pakis dan perdu berukuran raksasa membuat gerakan terhambat. Suasana hutan memang sedikit menyeramkan dan sesekali terdengar suara suara aneh namun kami menikmatinya mengasikkan sekali. Menyibak semak, melompati sungai kecil dan batang kayu melintang. Tubuhku melesat lincah bersama adikku, tak ada rasa takut di hati kami, terus menyelusuri hutan dengan berani. Sesekali kami beristirahat menghabiskan sepotong ubi rebus dan air, bergurau menyegarkan tubuh.
“ lihatlah bang! Aku melihat sesuatu berlari, aku melihatnya remang remang. “ Adikku berkata.
Sontak kami berlari mengejar bayangan remang remang itu, tak kupedulikan kakiku yang berdarah tersandung akar jati. Rasa penasaranku muncul. Akankah dugaanku benar. Sepuluh menit dengan nafas tersenggal dan remang remang kami melihat sesosok besar tinggi menakutkan.
“ Hei siapa kau?Apa kau penunggu hutan ini?“ Aku memberanikan diri bertanya. Dia tetap diam hanya menggeram keras. Aku dan adikku mendorongnya mencoba menyeruduk hingga jatuh namun usaha kami gagal, kami mental kembali keposisi awal. Dia kuat sekali, namun aku tak yakin jika itu adalah jin ada bau parfum yang kucium sangat lengket dihidungku. Aku tak kehabisan ide, kuacungkan mata tombak yang kupegang dihadapannya. Saat aku akan menusukkannya, dia berlari dan kami mengikutinya dari belakang berlari kencang, sampai dia tersudut jatuh mengenai lumpur, adikku langsung memegang dan memukulnya dengan yang rotan yang dibawa diranselnya, aku juga mengcungkan tombakku dihadapannya.
“Aduuh ampun maaf kan, aku hanya orang suruhan untuk menakuti orang desa agar tak berani memasuki hutan. Lihatlah itu! ” Dia berteriak dan menunjukkan sesuatu.
Kami menoleh, dugaanku benar dibalik pepohonan  ada beberapa orang dan mobil mobil pekerja mengangkut kayu dan hasil tambang dari hutan ini.
“ Siapa yang menyuhmu menakutnkuti orang desa? Siapa yang bertanggung jawab atas semua ini? “ Tanyaku tak sabar, mataku melotot marah.
“ Maafkan aku, aku hanya diutus oleh kepala desa ranggowati untuk menjaga hutan ini dari desa seberang, agar sumber daya alam bisa diambil oleh desa ranggowati sepenuhnya. “
“ Kau ikut kami ke kepala desa kami, dan jelaskan semuanya.”
            Kami membawa orang tadi, mengikat tangannya dan berjalan menuju desa. Kami saling diam tak ada suara apapun. Aku marah, kenapa selama ini warga desa tidak ada yang berani, mereka hanya mendengarkan dan mempercayai  mitos mitos yang disebar oleh orang orang desa ranggowati untuk kepentingannya sendiri. Hutan yang seharusnya bisa dimanfaatkan oleh penduduk desa kami diambil sepenuhnya oleh desa sebelah. Tak heran jika warga desa ranggowati makmur. Hatiku puas telah menyelesaikan akar permasalahan ini.
           







MISTERI HUTAN TERLARANG
( Ali Mustofa/03 - Nur Fajri Hayyuni Maulidya/ 24 | XII IPA 7 – 2016/2017 )
Byuuur, cipratan genangan air sisa hujan tadi malam mengenai jean dan bajuku. “ Astagfirullah, jadi kotor kan.” Gumamku. Mobil itu membuatku kesal dia bahkan tak berhenti meminta maaf kepadaku. Aku harus kembali pulang dan mengganti bajuku, memakai pakaian kotor akan membuatku menjadi bahan ejekan anak anak. Aku tahu siapa pemilik mobil itu, salah satu pengusaha kaya di desa sebelah. Desa ranggowati, tak seperti desaku jangankan mobil, penduduk yang memiliki sepeda pun tak lebih dari 3 orang. Desa kami sangat miskin, berbeda dengan desa tetangga sangat kaya, penduduknya hidup makmur dan sejahtera. Memang desa kami hanya dibatasi oleh sebuah hutan tapi perbedaanya sangat terlihat. Menurut cerita penduduk, hutan diperbatasan itu angker dan berbahaya. Selama aku dilahirkan tidak ada yang berani masuk kedalam hutan tersebut katanya ada jin penunggu hutan yang menyeramkan dan binatang buas, setiap malam akan ada suara suara menakutkan.
Kukayuh sepedaku dengan cepat, kejadian tadi membuatku telat menjemput adikku. Disepanjang perjalanan pulang dia berisik mengomeliku.
“ Sudah diamlah tadi abang harus pulang mengganti baju karena kecipratan air oleh mobil. Dari pada kamu berisik pikirkan bagaimana rencana kita nanti malam, rencana yang sudah kita susun berbulan bulan ini tidak boleh gagal. ” Ucapku.
“ iya iya, sudah kusiapkan semua bang, tinggal menyiapkan mental saja. Nanti kita pasti bisa menaklukkan hutan itu.” Jawab adikku.
Malam ini aku dan adikku sudah siap, peralatan dan bekal sudah kami siapkan dari beberapa hari yang lalu, beruntung cuaca cerah dengan gemerlap bintang di langit. Kami menyelusuri hutan dengan perlahan, gelap, sepi, hanya terdengar suara semilir angin yang membuat daun bergerak dan bunyi burung hantu bersahutan. Aku memegang kokoh tombak yang telah kubuat dari kayu trembesi dengan ujung logam tajam. Sebagai jaga jaga jika ada binatang buas menyerang, Sedang adikku didepan memegang senter sebagai penerangan.
Cahaya bulan menembus pepohonan menemani perjalanan kami. Satu jam sejak kami memasuki hutan, atmosfer hutan telah terasa. Pohon semakin tinggi dan besar, pakis dan perdu berukuran raksasa membuat gerakan terhambat. Suasana hutan memang sedikit menyeramkan dan sesekali terdengar suara suara aneh namun kami menikmatinya mengasikkan sekali. Menyibak semak, melompati sungai kecil dan batang kayu melintang. Tubuhku melesat lincah bersama adikku, tak ada rasa takut di hati kami, terus menyelusuri hutan dengan berani. Sesekali kami beristirahat menghabiskan sepotong ubi rebus dan air, bergurau menyegarkan tubuh.
“ lihatlah bang! Aku melihat sesuatu berlari, aku melihatnya remang remang. “ Adikku berkata.
Sontak kami berlari mengejar bayangan remang remang itu, tak kupedulikan kakiku yang berdarah tersandung akar jati. Rasa penasaranku muncul. Akankah dugaanku benar. Sepuluh menit dengan nafas tersenggal dan remang remang kami melihat sesosok besar tinggi menakutkan.
“ Hei siapa kau?Apa kau penunggu hutan ini?“ Aku memberanikan diri bertanya. Dia tetap diam hanya menggeram keras. Aku dan adikku mendorongnya mencoba menyeruduk hingga jatuh namun usaha kami gagal, kami mental kembali keposisi awal. Dia kuat sekali, namun aku tak yakin jika itu adalah jin ada bau parfum yang kucium sangat lengket dihidungku. Aku tak kehabisan ide, kuacungkan mata tombak yang kupegang dihadapannya. Saat aku akan menusukkannya, dia berlari dan kami mengikutinya dari belakang berlari kencang, sampai dia tersudut jatuh mengenai lumpur, adikku langsung memegang dan memukulnya  dengan yang rotan yang dibawa di ransel, aku juga mengcungkan tombakku dihadapannya.
“Aduuh, ampun maaf kan aku hanya orang suruhan untuk menakuti orang desa agar tak berani memasuki hutan. Lihatlah itu! ” Dia berteriak dan menunjukkan sesuatu.
Kami menoleh, dugaanku benar dibalik pepohonan  ada beberapa orang dan mobil mobil pekerja mengangkut kayu dan hasil tambang dari hutan ini.
“ Siapa yang menyuhmu menakutnkuti orang desa? Siapa yang bertanggung jawab atas semua ini? “ Tanyaku tak sabar, mataku melotot marah .
“ Maafkan aku, aku hanya diutus oleh kepala desa ranggowati untuk menjaga hutan ini dari desa seberang, agar sumber daya alam bisa diambil oleh desa ranggowati sepenuhnya. “
“ Kau ikut kami ke kepala desa kami, dan jelaskan semuanya.”
            Kami membawa orang tadi, mengikat tangannya dan berjalan menuju desa. Kami saling diam tak ada suara apapun. Aku marah, kenapa selama ini warga desa tidak ada yang berani, mereka hanya mendengarkan dan mempercayai  mitos mitos yang disebar oleh orang orang desa ranggowati untuk kepentingannya sendiri. Hutan yang seharusnya bisa dimanfaatkan oleh penduduk desa kami diambil sepenuhnya oleh desa sebelah. Tak heran jika warga desa ranggowati makmur. Hatiku puas telah menyelesaikan akar permasalahan ini.
           






Tidak ada komentar :

Posting Komentar